Hai! Postingan ini sudah pindah ke: https://annpoet.com/wedding-preparation-4/
wah, gak kerasa mungkin persiapan weddingmu sudah H-2 bulan, atau malah sudah mendekati H-1 bulan? selamat ya, pasti semakin was-was kalau mikir acaranya bakal kaya apa.. mhihihi saya pun dulu seperti itu. eits tapi jangan lupa beberapa persiapan berikut ya!
Small Things Matter – Pay Attention to Detail!
di H-2 bulan sampai H-1 bulan ini, saya melakukan beberapa hal yang simpel tapi ternyata cukup repot dilakukan:
Shopping for the gift (yay! the most waited time!)
Bungkus seserahan ke gift wrapper
Final draft undangan, print undangan, packing!
Final desain souvenir dan pritilannya, packing!
Finalize payments to the vendors
part pertama, belanja seserahan adalah hal yang terlihat mudah dan enak, tapi sebenernya enak banget ribet lho! kenapa? kalian harus tanamkan dalam pikiran, kalau ini bukan ajang kalian belanja dibayarin calon suami. tetap pakai logika, karena menurut saya, lebih baik pembayaran vendor lunas, selesai wedding bisa liburan sebentar, daripada sudah beli barang-barang mahal buat seserahan, tapi masih ada tanggungan ke vendor. ya kan?
saya dan mas diskusi, karena kami maunya saling membahagiakan, sehingga seserahan kami berlaku seperti saat lamaran dulu; mas belikan untuk saya, vice versa. pun item barangnya apa saja, kami diskusikan, budgetkan, baru belanjakan. sudah terbiasa seperti itu sih..
berikut itemnya yang diberikan mas ke saya:
Seperangkat alat shalat
Baju kerja
Sepatu kerja
Tas kerja
Undies (woo-hoo!)
Make up harian+alat mandi
dan item yang diberikan saya ke mas:
Jam tangan
Baju kerja
Sepatu kerja
Alat shalat pria
sudah! kenapa saya dapat lebih banyak? hmm saya sebenernya gak matok sih, cuma memang kesepakatan, dan selama kedua belah pihak setuju, silahkan diputuskan. kuncinya komunikasi ya..
pas belanja barang-barang ini, kami perlahan sih belanjanya, gak langsung jebret! soalnya cari diskonan, dan menimbang harga serta lainnya (biasa, gak mau rugi…). kami belanja di tempat langganan masing-masing, ada yang beli online juga biar lebih enak.
H-1 bulan, langkah kedua kami mengantar seserahan ini untuk dihias ke Denayu (as you can see from here). cukup ribet karena pas lagi mau nganter barang-barang, kebetulan banget, hujan deras! pun kami gak cuma berdua, alias mama-mami adik ikut antar. berbekal Waze, sampailah kami di daerah tujuan, dengan bantuan WhatsApp dari mba Denayu, hehe..
mba Denayu (sayang saya gak sempat tanya nama panggilannya) ini seorang ibu rumah tangga, yang kreatifnya gak perlu diragukan. gimana gak? beliau selalu full order, dan semua dikerjain tangan terampilnya sendiri! pilihan hiasnya pun beragam, mulai dari pakai keranjang rotan, pakai karton yang sudah jadi, pakai karton yang dibuat, ataupun pakai mika transparan dan akrilik. buat kalian yang budgetnya gak banyak (toh kotak seserahan mungkin nantinya gak akan dipakai terus-terusan), ada pilihan sewa dan hias. sip kan? harganya reasonable banget untuk per kotaknya. Recommended!
H-1 minggu, kami ambil hasil hiasnya mba Denayu, pakai… Uber. alhamdulillah awet banget hasilnya. itu seserahan dibawa dari rumah mba Denayu ke rumah saya, dilimpah lagi ke rumah om dari tempat mas, baru dibawa ke venue. dari venue, dibawa ke homestay saya, pindah ke rumah saya (lagi), baru kita bongkar. gak ada yang rusak sedikitpun! malah yang ada saya yang susah bukanya, hehehe..
untuk maharnya, saya pakai jasa dari Kado Kita kan yaa, alhamdulillah prinsip rata-rata yang buat hias uang mahar di Jogja adalah, mereka tidak mau menggunting uang kertas. hanya dilipat, pun dilem menggunakan lem yang aman (anti sobek). kalau terpaksanya harus menggunting, mereka akan minta dicarikan uang mainan. karena memang ada hukumnya lho, mengenai menggunting uang kertas tersebut.
saya datang ke Kado Kita H-1 bulan, membawa uang kertas yang siap dihias. ternyata kalau dari pihak Kado Kita, jumlah uang dan pecahannya harus kita sendiri yang provide; dan karena saya baru tahu saat itu, kelabakan deh.. saya akhirnya memasukkan uang pecahan besar ke mesin ATM setor tunai, dan mengambil lagi dengan pecahan yang kecil (alias menukar uang ke pecahan kecil secara cepat). alhamdulillah, si ATM pecahan kecil, uangnya baru semua. yippie! saya juga kombinasikan menggunakan uang koin, yang uniknya adalah saya sourcing sendiri via…. tukang parkir. yep, saya se selo itu menanyakan ke setiap tukang parkir, apakah ada pecahan receh tertentu sejumlah sekian.. hasilnya ada dan setelah diberikan ke pihak Kado Kita, alhamdulillah selesai dalam waktu 2 minggu.
H-2 bulan saya juga sudah fixkan desain undangan, malah langsung saya proses printing. saya sourcing sendiri tempat printnya, karena saya sudah biasa sih jalan-jalan ke tempat printing. biasanya, di jalan Gejayan banyak. kenapa sih susah-susah ngeprint sendiri kalau ada jasa undangan yang langsung terima jadi? jawabannya ya karena saya mau repot! saya mau ngurusin plus ngawasin sendiri, walaupun ada selisih biaya yang lumayan dibandingkan diserahkan ke orang lain 🙂
saya print undangan di Ortindo, dengan estimasi awal saya pesan 200 cetak, laminasi doff, dan langsung dipotong. dalam waktu 4-7 hari, sudah jadi, dan saya melaksanakan tugas selanjutnya: melipat-menempel-memasukkan undangan ke plastiknya. tugas mulia menempel ini saya kerjakan selepas pulang kantor. menempel nama tamu, saya print sendiri di kantor labelnya, plus saya juga sourcing ukuran plastiknya sendiri. menyenangkan!
lanjut, si souvenir juga sudah jadi di sekitar H-1,5 bulan. diantar oleh pak Kamsan by go-send ke rumah saya, lanjut saya bawa sama si mas ke Artech laser, diproses sekitar 10 hari, dan pekerjaan lainnya: packing souvenir. jumlah souvenir yang saya sediakan ada 300pcs kemarin, di packing dalam waktu 3 hari, dikerjakan oleh saya, mas, dan mama saya. melelahkan tapi worth every sweat drop. lumayan bikin tangan pegaaaaal… tapi jadi merasa kalau souvenir ini pun dibuat dan dipacking sepenuh hati 🙂
yang terakhir dilakukan di H-1 bulan adalah, melunasi beberapa vendor gede. apa aja? souvenir undangan hias kan langsung lunas. venue, butuh pelunasan. WO, pembayaran part sekian. catering, part sekian.
prinsip saya adalah, nantinya di H kurang dari 1 bulan, saya gak mau direpotkan dengan urusan lain-lainnya. sehingga hal-hal penting langsung saya kerjakan maksimal di H-1 bulan. biar persiapan nanti bisa lebih lega, lebih khusyuk, dan lainnya.
kalau ditanya kenapa mau ribet sendiri? saya lebih banyak gak bisa jawab sih, yang jelas saya tipikal yang memang mau mengawasi setiap detailnya sendiri, bahkan sampai kadang gak bisa tidur kalau belum selesai.
tetap semangat persiapan pernikahannya, bride to be! 😀
One thought on “Wedding Preparation (Part 4): Small Things Matter”